Sejarah Pembentukan Hamas
Adalah singkatan dari “Ḥarakat al-Muqāwamah al-ʾIslāmiyyah” yang berarti Gerakan Perlawanan Islam. Organisasi ini didirikan pada tahun 1987 oleh Sheikh Ahmed Yassin di tengah Intifada Pertama, sebuah pemberontakan besar-besaran rakyat Palestina melawan pendudukan Israel. Hamas awalnya dibentuk sebagai cabang dari Ikhwanul Muslimin (Muslim Brotherhood) di Palestina dengan tujuan untuk membebaskan wilayah Palestina dari pendudukan Israel dan mendirikan negara Islam di wilayah tersebut.
Struktur dan Tujuan Hamas
Terdiri dari dua sayap utama: sayap politik dan sayap militer, yang dikenal sebagai Brigade Izz ad-Din al-Qassam. Sayap politik berfokus pada kegiatan sosial, pelayanan masyarakat, dan pemerintahan, sementara sayap militernya bertanggung jawab atas serangan terhadap Israel. Tujuan utama Hāmas adalah untuk mengakhiri pendudukan Israel di wilayah Palestina dan menggantinya dengan negara Palestina yang berdaulat berdasarkan prinsip-prinsip Islam.
Peran dalam Konflik Israel-Palestina
Sejak pembentukannya, telah terlibat dalam berbagai konflik dengan Israel, termasuk serangan roket dan serangan militer lainnya. Hāmas dianggap sebagai organisasi teroris oleh Israel, Amerika Serikat, Uni Eropa, dan beberapa negara lainnya, namun organisasi ini juga mendapatkan dukungan signifikan dari sebagian masyarakat Palestina, khususnya di Jalur Gaza, di mana Hamas memerintah sejak 2007.
Kontroversi dan Kritik Terhadap Hamas
Hamas sering menjadi sorotan internasional karena strategi militernya yang kontroversial, termasuk serangan terhadap warga sipil dan penggunaan taktik perang gerilya. Organisasi ini juga dikritik karena penolakannya untuk mengakui keberadaan Israel sebagai negara dan karena dianggap menolak solusi damai yang melibatkan dua negara. Di sisi lain, Hamas juga dipuji oleh beberapa kalangan di dunia Arab dan Muslim sebagai simbol perlawanan terhadap apa yang mereka anggap sebagai pendudukan ilegal Israel.
Pengaruh Hamas di Palestina
Meskipun dianggap sebagai organisasi teroris oleh banyak negara, Hāmas tetap menjadi kekuatan politik yang signifikan di Palestina, khususnya di Gaza. Berhasil memenangkan pemilihan legislatif Palestina pada tahun 2006, yang kemudian menyebabkan konflik kekerasan dengan Fatah, kelompok politik lainnya di Palestina. Sejak saat itu, Hamas menguasai Gaza, sementara Fatah memerintah di Tepi Barat.
Masa Depan dan Konflik Israel-Palestina
Masa depan dan peranannya dalam konflik Israel-Palestina masih menjadi pertanyaan besar. Dengan terus berlanjutnya konflik dan kurangnya kemajuan menuju penyelesaian damai. Hāmas tetap menjadi aktor penting dalam dinamika politik dan militer di kawasan tersebut. Meskipun ada upaya mediasi dari berbagai pihak internasional. Perseteruan antara Hamas dan Israel, serta ketegangan antara Hamas dan Fatah, terus menjadi penghalang bagi perdamaian di Timur Tengah.