Wisatawan Pilih Penginapan Murah di Yogyakarta Yogyakarta, April 2025 – Libur Lebaran selalu menjadi momen puncak kunjungan wisata ke berbagai destinasi populer di Indonesia, termasuk Yogyakarta. Namun menariknya, pada musim mudik dan liburan tahun ini, terjadi pergeseran tren: banyak wisatawan memilih penginapan murah ketimbang hotel berbintang.
Meski kunjungan wisatawan ke DIY tercatat meningkat pesat, data dari PHRI DIY menyebutkan bahwa okupansi hotel berbintang justru menurun drastis, hanya berkisar 50 persen. Lalu, apa yang sebenarnya mendorong wisatawan “berburu” penginapan murah?
Alasan di Balik Pilihan Penginapan Murah oleh Wisatawan
Ekonomi Belum Stabil Usai Pandemi dan Tekanan Biaya Hidup
Menurut Ketua PHRI DIY, Deddy Pranowo Eryono, salah satu penyebab utama adalah penyesuaian anggaran masyarakat pasca pandemi. Banyak wisatawan dari luar daerah datang ke Jogja dengan dana terbatas, sehingga penginapan murah seperti guest house, losmen, dan homestay menjadi pilihan rasional.
“Orang tetap ingin liburan, tapi dana terbatas. Mereka rela berhemat dari sisi akomodasi,” ujar Deddy kepada media.
Durasi Liburan yang Lebih Panjang Dorong Efisiensi Biaya
Dengan libur Lebaran 2025 yang panjang dan ditambah kebijakan work from anywhere (WFA) bagi ASN dan pegawai swasta, banyak wisatawan memutuskan tinggal lebih lama. Untuk menyiasati pengeluaran, akomodasi murah pun jadi solusi logis agar bisa tetap berwisata tanpa menguras dompet.
Banyak Pilihan Penginapan Budget-Friendly di Jogja
Yogyakarta memang dikenal sebagai surganya backpacker. Mulai dari penginapan Rp50.000 hingga homestay keluarga Rp300.000-an, semuanya tersedia di berbagai titik strategis. Kemudahan ini membuat wisatawan merasa tetap nyaman meski tanpa fasilitas mewah.
Contoh Penginapan Murah Favorit Wisatawan di Yogyakarta
Madumurti Homestay – Lokasi Strategis, Harga Bersahabat
- Lokasi: Dekat Malioboro
- Harga: Mulai Rp50.000/malam
- Fasilitas: AC, TV, kamar mandi dalam
- Cocok untuk: Solo traveler atau backpacker
Putra Pandawa Homestay – Untuk Liburan Bareng Keluarga
- Lokasi: Pusat kota Jogja
- Harga: Rp300.000 per unit (2 kamar)
- Fasilitas: Full furnished, dapur, ruang tamu
- Cocok untuk: Keluarga kecil atau grup
Bilik Bamboo Hostel – Nuansa Tradisional yang Estetik
- Lokasi: Mergangsan
- Harga: Mulai Rp51.000/malam
- Fasilitas: Tempat tidur bambu, suasana asri
- Cocok untuk: Wisatawan yang ingin staycation bergaya tradisional
Dampak Langsung ke Industri Wisatawan Perhotelan di DIY
Hotel Berbintang Alami Penurunan Hunian
PHRI DIY melaporkan bahwa selama masa puncak Lebaran (28 Maret–1 April), tingkat reservasi hotel hanya menyentuh 20 persen. Bahkan pada 1–6 April 2025 pun baru meningkat ke 40 persen—angka yang masih jauh dari target ideal.
Perlu Strategi Baru dari Industri Akomodasi
Para pelaku industri hotel kini dituntut untuk menyesuaikan strategi pemasaran, termasuk mempertimbangkan promo bundling, potongan harga, atau transformasi ke arah konsep guest house untuk menyasar segmen wisatawan middle-low yang kini semakin mendominasi.
Apakah Ini Tren Baru Wisata Lebaran?
Wisatawan Hemat Tapi Maksimal
Fenomena penginapan murah tidak menandakan penurunan minat wisata, melainkan pergeseran gaya berwisata. Wisatawan kini lebih bijak dalam memilih akomodasi agar bisa fokus menikmati atraksi budaya, kuliner, dan tempat wisata yang ditawarkan Jogja.
Homestay dan Guest House Kini Jadi Andalan
Dengan popularitas penginapan murah yang meningkat, banyak pemilik rumah di Jogja mulai beralih menyewakan propertinya sebagai guest house harian. Platform seperti Airbnb dan Tiket.com pun jadi andalan muda untuk menemukan penginapan instan dan murah.
Wisatawan Penginapan Murah di Yogyakarta
Kecenderungan untuk memilih penginapan murah selama libur Lebaran 2025 di Yogyakarta bukanlah hal mengejutkan, melainkan refleksi dari kebutuhan akan liburan yang tetap nyaman tanpa harus mahal. Faktor ekonomi, panjangnya libur, dan banyaknya pilihan akomodasi hemat menjadi kunci utama.
Kini, tantangan ada pada sektor perhotelan untuk bisa menyesuaikan diri dan tetap kompetitif dalam lanskap wisata yang makin fleksibel dan beragam.